Kacang kacangan perlambat penuaan


Kacang-kacangan Perlambat Penuaan


Kacang kacangan perlambat penuaan
Menjelang usia 40 tahun, premenoupause merupakan keadaan yang seringkali menjadi masalah bagi kaum perempuan. Premenoupause tersebut dapat ditandai dengan perubahan fisik seperti adanya keriput pada kulit.

Premenopause merupakan suatu kondisi fisiologis pada perempuan yang ditandai dengan menurunnya kadar estrogen di ovarium. Gejala premenopause selanjutnya akan berkembang menjadi menopause.

Gejala tersebut meliputi hot flushes (semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat (tubuh berkeringat di malam hari), dryness vaginal (vagina mengering), penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), fatigue (mudah capek), penurunan libido, drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual), dan incontinence urinary (sering buang air kecil).

Sindroma menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% perempuan di Eropa, 60% di Amerika Serikat, 57% di Malaysia, 18% di Cina, dan 10% di Jepang dan Indonesia. Perbedaan jumlah tersebut ditentukan oleh pola makan yang berbeda-beda.

Diketahui bahwa perempuan di Eropa dan Amerika mempunyai estrogen yang lebih banyak dibandingkan perempuan di Asia. Saat terjadi menopause, kadar estrogen perempuan Eropa dan Amerika menurun drastis dibandingkan perempuan Asia yang kadar estrogennya moderat. Sindroma menopause itu sendiri dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, tumor, osteoporosis, dan sebagainya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada sejenis bahan yang dapat memperlambat terjadinya menopause. Bahan tersebut ditemukan dalam kacang-kacangan, terutama kacang kedelai. Kacang-kacangan, terutama kedelai, kaya akan kandungan isoflavon dan seng (Zn). Isoflavon diduga bersifat estrogenik, antikarsinogenik, antiosteoporoisitik, antioksidatif dan dapat memperbaiki sindroma menopause.

Kemiripan struktur molekul isoflavon dari kacang kedelai dengan hormon estrogen menyebabkan isoflavon mampu berikatan dengan reseptor estrogen. Pada akhirnya isoflavon dapat menggantikan fungsi hormon estrogen. Meskipun demikian, potensi isoflavon sangat lemah bila dibandingkan dengan potensi hormon estrogen endogen. Jadi mulailah perbanyak mengkonsumsi kacang-kacangan.

Baca juga

Tidak ada komentar

Posting Komentar